MAKALAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
“AKIDAH ISLAMIYAH”
DOSEN PENGAMPU:
Muslih, S.H.I., M.H
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
Addela Mariska Putri 19220003
Anissa 19220007
Arya Rama Lingga R 19220009
Azidan Magad 19220010
Dian Febrianti 19220013
Dinda Laurenda 19220014
Fardan Abi W 19220019
Habib Firmansyah 19220021
Kurnia 19220022
Lusi Yansi 19220023
Novalia Mariska 19220027
Pambayun Ayuningtias 19220030
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS
MALAHAYATI
2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “AKIDAH ISLAMIYAH” dengan
hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca tentang
tauhid.
Sholawat dan
salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW, serta
keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan
makalah ini mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak
Muslih, S.H.I., M.H selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan
koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah
ditentukan.
2.
Teman-teman
semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah
membantu terselesainya penyusun makalah ini.
Penyusun menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun mohon
kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Bandar lampung, 19 Oktober 2019
Penyusun
Daftar isi
Halaman judul............................................................................................................ i
Kata pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................... 2
C.
Tujuan
Penulis................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A.
Tauhid
Rububiyyah....................................................................................... 3
B.
Tauhid
Uluhiyyah.......................................................................................... 3
C.
Tauhid
Asma Wa’Sifat.................................................................................. 4
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 9
A.
Kesimpulan
................................................................................................... 9
B.
Saran
............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembahasan mengenai tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam
agama Islam, dimana tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk
pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada
‘Aqidah Islamiyah. Keimanan itu merupakan akidah dan pokkok yang di atasnya
berdiri syari’at Islam. Kemudian dari pokok itu keluarlah cabang-cabangnya.
Tauhid ialah mengesakan Allah dan mengakui keberadaannya serta kuat
kepercayaannya bahwa Allah itu hanya satu tidak ada yang lain. Tidak ada sekutu
baginya, yang bisa menandinginya bahkan mengalahkannya.
Manusia berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengakui bahwasanya
Allah itu Maha esa. Seorang muslim wajib mengimani akan keesaaan Allah ta’ala
dan bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah ta’ala,
adapun kalimat tauhid itu sendiri yang dimaksud ialah La ilaha illah yang
berarti tidak ada yang berhak disembah selain Allah.
Ada tiga macam tauhid dalam islam, yakni : Tauhid Rububiyah,
Uluhiyah, Asma wa sifat. Ketiga tauhid tersebut harus dimiliki oleh manusia
sebagai hamba-Nya. Sebagai umat muslim kita tidak boleh hanya memiliki salah
satu dari ketiga tauhid tersebut, karena ketiga tauhid tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Apabila kita hanya mempercayai salah satu
diantaranya maka kita tidak bisa disebut sebagai seorang yang syirik bahkan
keluar dari islam.
Jadi tiga jenis Tauhid di atas, wajib diketahui oleh setiap muslim
(dan segala ubudiyah kita kepada Allah wajib dengan ketiga tauhid itu semua)
karena Tauhid adalah pondasi keimanan seseorang kepada Allah ta’ala, sehingga
hendaklah kita senantiasa menjaga kemurnian tauhid kita di dalam beribadah
kepada Allah ta’ala dari apa saja yang dapat merusak Tauhid kita.
B.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan tema yang telah kami terima sebagai materi makalah
yaitu Akidah Islamiyah, maka rumusan masalah yang dikaji dalam makalah penulis
yaitu :
1.
Apa
yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyah?
2.
Apa
yang dimaksud dengan Tauhid Uluhiyah?
3.
Apa
yang dimaksud dengan Asma wa Shifat?
4.
Dan
lain-lain.
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui pengertian Tauhid Rububiyah
2.
Untuk
mengetahui pengertian Tauhid Uluhiyah
3.
Untuk
mengetahui pengertian Tauhid Asma wa Shifat
4.
Dan
lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tauhid
Rububiyyah
Berdasarkan bahasa tauhid artinya mengesakan, sedangkan berdasarkan
istilah ,tauhid yaitu menyakini bahwA ALLAH SWT itu esa atau satu, tidak ada sekutu bagi-nya.
Tauhid rububiyyah artinya mengeskan ALLAH SWT (rabb) dalam semua
perbuatan-nya, mislanya menciptakan , mengatur, memberi dan sebaginya. Dengan
kata lain, tauhid rubiyyah yaitu keadaan menyakini dan mempercayai sepenuhnya bahwa tidak ada tuhan yang menciptakan,
menghidupakan mengatur dan lain-lain selain ALLAH SWT semesta alam. Penegasan
ini terdapat dalam firman Allah SWT.
Q.S Al-Fatihah 1 : 2
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Disnilah ini dari tauhid rububiyyah, maka keyakinan bahwa allah
sebagai rabb semesta alam ini wajib dimiliki orang-orang yang beriman [[1]]
B. Tauhid
Uluhiyyah
Uluhiyyah artinya sembahan atau persembahan, Dapat pula di artikan
bahwa tauhid uluhiyyah yaitu mengesakan ALLAH SWT dengan beribadah hanya kepada-nya. Contohnya
berdoa , kurban, zakat, shalat, dan sebagainya
Penegasan tentang Tauhid Uluhiyya seperti dibawan :
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan
Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.[ [2]]
Q.S Al-Fatihah 1 : 5
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.
Dalam hal tauhid uluhiyyah ini keyakinan yang ada tidak hanya
berhenti sampai pada keyakinan saja tetapi harus dibuktikan dengan amal
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari . sehingga keyakinan tersebut dapa
diterima oleh ALLAH SWT. [[3]]
C.
Tauhid Asma Wa’Sifat
Secara bahasa Kata “اسماء” adalah bentuk jama dari kata “اسم”, yang artinya ‘nama’. “اسماء الله” berarti ‘nama-nama Allah’. اسماء الحسنى berarti nama-nama yang baik dan terpuji.
Sehingga istilah “asma’ul husna” bagi Allah maksudnya adalah nama-nama yang
indah, baik dan terpuji yang menjadi milik ALLAH SWT.
Sedangkan kata “صفة”
dalam bahasa Arab berbeda dengan “sifat” dalam bahasa indonesia. Kata “صفة” dalam bahasa arab mencakup segala informasi yang melekat pada
suatu yang wujud. Sehingga “sifat bagi benda” dalam bahasa arab mencakup sifat
benda itu sendiri, seperti besar
kecilnya, tinggi rendahnya, warnanya, keelokannya, dan lain-lain. [[4]]
Iman kepada asma-asma Allah dan sifat-sifat Allah yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis yaitu mengimani semua asma-asma dan
sifat-sifat Allah secara utuh tanpa menyamakannya dengan sifat dan nama
manusia. Allah berfirman:
“Dia mengetahui apa yang ada
dihadapan mereka dan apa yang ada dibelakang mereka sedang ilmu-ilmu mereka
tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaha: 110).
Manhaj Ahlussunah Waljamaah dalam bab asma dan sifat-sifat Allah
adalah mensifatkan Allah dengan sifat-sifat yang telah ditetapkannya untuk
dirinya atau yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.
“Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang
menghitungnya (membacanya) maka ia akan masuk surga.
Terdapat kesepakatan diantara para ulama salaf bahwa wajib
mengimani semua nama-nama Allah. Misalnya Al-Qadir (yang maha kuasa) mengandung
makna bahwa kita harus percaya bahwa Allah maha kuasa untuk melakukan segala
hal, dan bahwa kekuasaan-Nya adalah sempurna dan segala hal yang ada di alam
berasal dari kekuasaan-Nya.
1. Etimologi
adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal-usul suatu
kata. Etimologi dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Belanda etymologie
yang berakar dari bahasa Yunani; étymos (arti sebenarnya adalah sebuah kata)
dan lògos (ilmu). Pendeknya, kata etimologi itu sendiri datang dari bahasa
Yunani ήτυμος (étymos, arti kata) dan λόγος (lógos, ilmu). [[5]]
2. Terminologi
Terminology dalam (bahasa Latin: terminus) atau peristilahan adalah
ilmu tentang istilah dan penggunaannya. Istilah (bahasa Arab: اصطلاح, iṣṭilāḥ)
adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu. Kajian
terminologi antara lain mencakup pembentukannya serta kaitan istilah dengan
suatu budaya. Ahli dalam terminologi disebut dengan juru istilah
"terminologist" dan kadang merupakan bagian dari bidang penerjemahan.
[[6]]
3. Dalil
Pengertian dalil adalah suatu hal yang menunjuk pada apa yang
dicari, baik berupa alasan, keterangan atau juga pendapat yang merujuk pada
pengertian, hukum dan juga hal-hal yang berkaitan dengan apa yang dicari.
Pengertian lainnya mengenai dalil yakni sebuah keterangan yang dijadikan
sebagai bukti atau alasan mengenai suatu kebenaran terutama yang dudasarkan
pada Al-Qur’an, bisa juga dikatakan sebagai petunjuk atau tanda bukti dari
suatu kebenaran.
Dalil sendiri angat penting bagi umat islam. Karena dengan dalil
ini bisa ditujukan sebagai cara menentukan bahwa sesuatu itu benar, dapat
dipercayai dan juga diyakini dengan bukti yang sah (dalil). Sehingga pada
akhirnya kebenaran dan juga keyakinan tersebut bisa ditegakkan dan juga bisa
memberantas keraguan serta rasa keragu-raguan dan was-was yang selalu ada dalam
hati manusia awam. Dalil sendiri dibagi menjadi 2 yakni dalil aqli dan juga dalil
naqli. [[7]]
4.
Al-quran
Pengertian Al-quran dalam kajian ushul fiqh merupakan objek pertama
dan utama pada kegiatan penelitian dalam memecahkan suatu hukum. Al-quran
menurut bahasa berarti “bacaan” dan menurut istilah Ushul Fiqh Al-Quran berarti
“Kalam (Perkataan) Allah yang diturunkan-Nya dengan perantara Malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan bahasa Arab serta dianggap beribaddah
membacanya. Al-quran terdiri dari 30 juz, 114 Surat, 6.236 ayat. [[8]]
5. Sunnah
Makna Sunnah Dari Sudut Pandang Ahli Hadits Para muhadditsun (ulama
pakar hadis) mendefinisikan sunnah sebagai segala hal yang disandarkan kepada
Nabi, baik itu berupa perkataan, perbuatan, taqrir (ketetapan), maupun sifat
perangai atau sifat fisik. Baik sebelum diutus menjadi nabi ataupun setelahnya.
sunnah dalam versi ini memiliki makna yang lebih luas. Ia tidak
hanya menghimpun amal ibadah yang hukumnya sunnah, akan tetapi juga hal-hal
yang dihukumi wajib oleh ulama ahli fikih. Oleh sebab itu, jika mendengar suatu
pernyataan ini adalah sunnah atau disunnahkan, tidak berarti hukumnya sunnah.
Bisa jadi wajib, karena yang dimaksud sunnah tersebut adalah sunnah menurut
ulama ahli hadis. [[9]]
Contoh Dalil Aqli
surat al-baqoroh ayat 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.
Dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudry radhiyallâhu ‘anhu riwayat
Al-Bukhâry dan Muslim, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak seorang hamba pun yang berpuasa sehari di jalan Allah,
kecuali, karena (amalannya pada) hari itu, Allah akan menjauhkan wajahnya dari
neraka (sejauh perjalanan) selama tujuh puluh tahun.”
Dalil aqli: jika perut kita isi terus tanpa berhenti, bukan kita
menjadi sehat, justru kita menjadi sakit karena lambung tidak ada istirahatnya,
beda dengan jika sekali" perut kita puasakan agar kerja lambung ada
istirahatnya. [[10]]
Contoh Sunnah
Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Tsauban
Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah)
dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala yang akan Allah berikan.
Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu
memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). [[11]]
Urgensi Tauhid Dalam Kehidupan Umat
Islam
Urgensi tauhid dalam kehidupan muslim sangat besar pengaruhnya,
sebagai dasar utama yang dibangun di atasnya seluruh ajaran Islam. Periode
dakwah yang dilakukan Rasulullah saw. di Makkah menegaskan betapa tauhid sangat
urgen pengaruhnya. Ayat-ayat Alquran yang diturunkan Allah pada fase itu fokus
utamanya berbicara tentang tauhid. Generasi sahabat, mereka yang dibina
Rasulullah saw. adalah manusia-manusia yang bertauhid, yang tidak dijumpai di
permukaan bumi ini sebelum dan sesudahnya.
Tauhid mampu merubah manusia menjadi manusia yang perilakunya
sesuai dengan keinginan Allah SWT. Mungkinkah kita menjadi orang yang bertauhid
seperti yang diinginkan? Dengan berdoa dan memohon taufik dari-Nya Insya Allah
kita bisa mencapai ke arah itu minimal pemahaman tauhid kita tidak melenceng
dari rambu-rambu yang ditetapkan Allah.
Semua itu memerlukan pemahaman yang benar akan tauhid dari
sumbernya yang autentik yaitu Alquran dan Sunah serta kitab-kitab tauhid yang
diakui keabsahannya oleh ulama-ulama Islam dahulu dan sekarang.[[12]]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kata at-tauhid berasal
dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan. Kata wahhada memiliki makna kesendirian
sesuatu dengan dzat, sifat atau af’alnya dan tidak adanya sesuatu yang
menyerupainya dan menyertainya dalam hal kesendiriannya.
2. Tauhid rububiyah ialah
suatu kepercayaan bahwa yang menciptakan alam dunia beserta isinya ini hanyalah
Allah sendiri tanpa bantuan siapapun
3. Tauhid uluhiyah adalah
mengiktikadkan bahwa Allah sendirilah yang berhak disembah dan berhak dituju
oleh semua hambanya
4. Iman kepada asma-asma
Allah dan sifat-sifat Allah yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis
yaitu mengimani semua asma-asma dan sifat-sifat Allah secara utuh tanpa
menyamakannya dengan sifat dan nama manusia.
B.
Saran
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami diskusikan
dapat menambah rasa syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kami.
Adapun dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang masih perlu
kami sempurnakan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan kami ucapan terima kasih.
Daftar pustaka
Al-‘Aqil, Muhammad bin
A.W. 2009. Manhaj ‘Aqiqah Imam Asy-Syafi’I, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I.
Al-Asyqar, Umar. 2008. Belajar
Tentang Allah, Jatiwaringin: Sahara intisains
Al Jazairi, Abu Bakar.
2002. Akidah Mukmin, Jakarta : Pustaka Al Kautsar
Hanafi. 1980. Teologi
Islam (Ilmu Kalam), Jakarta: Pustaka
Al-Husna.
Zakaria, A. 2008.
Pokok-pokok Ilmu Tauhid. Garut: IBN AZKA.
Khamzah, M, Drs, Mag, dkk. Qur’an Hadits.
Sragen: Akik Pusaka
Sa’ad bin Abdurrahman Niddan, Mafhum Al-Asma wa Shifat, juz 45, h.
79
http://qalbu-islam.blogspot.com/2016/04/pengertian-tauhid-rububiyyah-dan-tauhid-uluhiyyah.html
http://qalbu-islam.blogspot.com/2016/04/pengertian-tauhid-rububiyyah-dan-tauhid-uluhiyyah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Etimologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Terminologi
https://makfufin.id/pengertian-dalil/
http://mutiarabidadarisurga.blogspot.com/2014/04/pengertian-al-quran-dan-hadis-sebagai.html
https://muslim.or.id/19111-makna-as-sunnah.html
https://brainly.co.id/tugas/403399
https://jubah.id/amalan-sunnah-rasulullah/
http://portalrenungan.blogspot.com/2015/07/urgensi-tauhid-dalam-kehidupan-muslim.html
[1] Sumber : http://qalbu-islam.blogspot.com/2016/04/pengertian-tauhid-rububiyyah-dan-tauhid-uluhiyyah.html
[2] Sumber : Q.S Al-Baqarah 2 : 163
[3] http://qalbu-islam.blogspot.com/2016/04/pengertian-tauhid-rububiyyah-dan-tauhid-uluhiyyah.html
[4] Sa’ad bin Abdurrahman Niddan, Mafhum Al-Asma wa Shifat, juz 45, h. 79
[5] Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Etimologi
[6] Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Terminologi
[7] Sumber : https://makfufin.id/pengertian-dalil/
[8] Sumber : http://mutiarabidadarisurga.blogspot.com/2014/04/pengertian-al-quran-dan-hadis-sebagai.html
[9] Sumber : https://muslim.or.id/19111-makna-as-sunnah.html
[10] Sumber : https://brainly.co.id/tugas/403399
[11] Sumber : HR. Ahmad dan Ibnu Majah/ https://jubah.id/amalan-sunnah-rasulullah/
[12] http://portalrenungan.blogspot.com/2015/07/urgensi-tauhid-dalam-kehidupan-muslim.html
0 Response to "Makalah Akidah Islamiyah Pengertian Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, Tauhid Asma wa Shifat dan Contohnya"
Posting Komentar