KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “TEORI PRODUKSI” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi
bagi para pembaca tentang tauhid.
Sholawat dan salam tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat
dan pengikutnya.
Penyusun
menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak
dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. WIEWIEK
INDRIYANI SE,MM selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan
koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah
ditentukan.
2. Teman-teman
semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah
membantu terselesainya penyusun makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang
penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Bandar
Lampung, 19 Oktober 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulis
BAB II PEMBAHASAN
Produksi
Teori produksi
Dimensi jangka pendek dan jangka panjang
Model produksi dengan satu faktor
produksi variable
Model produksi dengan satu faktor
produksi variabel
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan
barangnya diperlukan analis keatas berbagai aspek kegiatan memproduksinya.
Pertama-tama dianalisis sampai mana factor-faktor produksi akan dignakan untuk
menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Setelah itu perlu dilihat biaya
produksi untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis
bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya
dengan biaya produksi yang dikeluarkannya. Untuk menentukan tingkat produksi
yang akan memberikan keuntungkan yang
maksimum kepadanya.
Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang teori produksi, yaitu bagaimana proses
produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Biasanya proses produksi perusahaan
yang dilakukan ialah kegiatan mengkombinasi input (Sumber daya alam) untuk
menghasilkan output. Produksi merupakan kegiatan inti didalam aktivitas
perusahaa. Tanpa adanya kegiatan produksi perusahaan tidak akan mampu
menghasilkan produk. Kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan dalam
mengelola kegiatan produksi memiliki pengaruh besar pada efisiensi produksi
yang nantinya berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan dan harga produk yang
Latar Belakang harus ditetapkan.
1. Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
dimensi jangka pendek dan jangka panjang dalam teori produksi?
b. Bagaimana
produksi dengan satu factor produksi variable?
c. Bagaimana
produksi dengan dua factor produksi variable?
2. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui
jangka pendek dan jangka panjang dalam teori produksi.
b. Mengetahui
produksi dengan satu factor produksi variable.
c. Mengetahui
produksi dengan dua factor produksi variable.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori
perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku
konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumen,
produsen mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor produksi atau yang
akan di proses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi
pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai
pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk membeli faktor produksi.
Dalam
mengonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility (LDMU),
sedangkan dalam penggunaa faktor produksi berlaku The Law of Diminishing Return
(LDR). Produsen juga memililki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge)
atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai
kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum.
Pemahaman kita mengenai perilaku konsumen akan memudahkan pemahaman mengenai
perilaku produsen
A.
Produksi
adalah
rangkaian proses yang meliputi semua kegiatan yang dapat menambah atau
menciptakan nilai guna dari barang atau jasa. (Produksi adalah kegiatan
produsen untuk mengubah input menjadi output.)
Pelaku
produksi adalah produsen yaitu, individu atau perusahaan yang memproduksikan
hasil pertanian yang menggunakan input sumber daya yang ada contoh : Tanah,
tenaga kerja dan modal.
Produksi
juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya
dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda
dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Dalam melakukan
kegiatan produksi maka harus mempunyai landasan teknis yang didalam teori
ekonomi disebut fungsi produksi.
1.
Teori
Produksi
Adalah
sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan
faktor-faktor produksi dan hasil penjualan-Nya.
Kegiatan
produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses
produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan
dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja manusia, modal
dan kewirausahaan.
Hukum Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of
Diminishing Return)
Merupakan
hukum yang dicetuskan oleh David Richardo. Hukum ini menyatakan bahwa
penambahan faktor produksi tidak selalu memberikan peningkatan hasil yang
sebanding, pada titik tertentu, penambahan hasil akan semakin berkurang
meskipun faktor produksi terus ditambah. Hal ini dikarenakan penambahan iput
secara terus menerus akan berakibat pada jumlah input yang melebihi kapasitas
produksi sehingga produktivitas tidak lagi maksimal.
Seperti
yang dapat kita lihat pada gambar di samping, dapat kita lihat terdapat kurva
produksi total, serta kurva rata-rata produksi dan kurva produksi marginal.
Dapat kita lihat bahwa penambahan satu orang tenaga kerja sebagai input akan
meningkatkan jumlah output total yang dihasilkan, begitu juga penambahan tenaga
kerja kedua masih akan menambah jumlah produksi total yang dihasilakn (lihat
gambar pada kurva produksi total). Akan tetapi, tambahan produksi yang
diberikan oleh pekerja akan semakin berkurang. Penambahan pekerja pertama masih
memberikan tambahan hasil yang tinggi, akan tetapi penambahan pekerja kedua,
ketiga dan seterusnya akan memberikan tambahan hasil yang lebih rendah
dibandingkan dengan tambahan pekerja pertama (lihat kurva produksi marginal).
2.
Fungsi
Produksi
Fungsi
Produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan hubungan ketergantungan
(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan
tingkat output yang dihasilkan.
Fungsi
produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Q + f ( K, L, R, T )
a. Q:
Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)
b. f :Fungsi(simbol persamaan fungsional)
c. K
: Capital (modal atau sarana yang digunakan)
d. L
: Labour (tenaga kerja)
e. R:
Resources (sumber daya alam)
f. T
: Technology (teknologi dan kewirausahaan)
Q
adalah output, sedangkan K, L, R, dan T merupakan input.
3.
Jangka
Waktu Produksi
Untuk
menghasilkan jumlah output tertentu, perusahaan menentukan kombinasi pemakaian
input yang sesuai. Jangka waktu analisis terhadap perusahaan yang melakukan
kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang.
Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan dikatakan berada dalam jangka
pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed input).
Dalam
jangka pendek tersebut perusahaaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi
yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap misalnya modal seperti
mesin dan peralatannya,bangunan perusahaan dan lain-lain. Sedangkan dalam
jangka penjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.Berarti dalam
jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang
diperlukan.Dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Dalam
ekonomi, konsep jangka pendek mengacu pada kondisi dimana minimal terdapat satu
input yang bersifat tetap jumlahnya. Jangka panjang adalah periode waktu dimana
seluruh input bersifat variabel. Jangka waktu ini tidak ada hubungannya dengan periode
waktu yang biasa kita kenal (tahun,bulan, hari) namun berkaitan dengan
perusahaan dan sumber daya yang dibicarakan. Dalam suatu industri mungkin
jangka pendek berarti satu bulan namun industri lain mungkin satu tahun.
Jangka waktu produksi dapat dibedakan menjadi
2, yaitu :
1. Jangka
Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan,
namun input tetap tidak dapat disesuaikan.
2. Jangka
panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input variablemaupun
tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah. Adapun tujuan dari pembedaan
jangka waktu atau periodisasi dalam produksi adalah untuk meminimumkannya Biaya
Produksi.
B. Dimensi Jangka
Pendek Dan Jangka Panjang
Dalam
aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi
menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi,
faktor produksi di bedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan
faktor produksi variabel (variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi
yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak
adanya kegiatan produksi, faktor produksi itu harus tetap tersedia. Jumlah
penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Makin
besar tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor
produksi variabel yang digunakan. Begitu pula sebaliknya.
Pengertian
faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu
yang di butuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut.
Dalam jangka panjang (long run) dan
sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya variabel.
Perusahaan dapat menambah atau mengurangi mesin produksi. Dalam konteks
manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan ukuran
waktu kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana
perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan
salah satu atau beberapa faktor produksi. Sedangkan periode jangka panjang
adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi
variabel.
produksi
jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya tetap dan yang
lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap, sedangkan tenaga kerja berubah).
produksi
jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai
kebutuhan. Jangka panjang suatu proses produksi tidak bisa diukur dengan waktu
tertentu, misalnya 10 tahun, 5 tahun, 15 tahun dan seterusnya. Jangka panjang
suatu proses produksi adalah jangka waktu di mana semua input atau faktor
produksi yang dipergunakan untuk proses produksi bersifat variabel. Dengan kata
lain, dalam jangka panjang tidak ada input tetap.
C.
Model
Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
Produksi
dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek,
dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika memahami proses
alokasi faktor produksi, ekonomi membagi faktor produksi menjadi barang modal
(capital) dan tenaga kerja (labour).
Hubungan
produksi dimana terdapat satu variabel, dan lainnya tetap biasanya berlaku
hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang, yaitu apabila faktor variabel
itu ditambah terus, maka output semakin lama akan semakin menurun secara
rata-rata, dikarenakan semakin besarnya faktor pembagi sementara faktor yang
dibagi tetap.
Dan
bila hal ini dilakukan terus, maka produksi totalpun akan semakin menurun,
dikarenakan faktor produksi tetap semakin jenuh atau kehabisan nilainya,
misalnya tanah yang kehabisan unsur haranya sehingga mengurangi kesuburannya
bila ditanami dan digarap secara terus menerus.
D.
Produksi
Total, Produksi Marginal, Produksi Rata-Rata.
Produk
Total, atau total product (TP), adalah keseluruhan hasil/produk yang didapatkan
selama proses produksi.
Produk
Marginal, disebut juga Tambahan Produk atau Marginal Product (MP), adalah
tambahan dari total produksi yang dapat diperoleh karena unit faktor produksi
mengalami pertambahan.
MP
= Produksi Marginal
DTP
= Pertambahan Produksi Total
DMP
= Pertambahan Tenaga Kerja
Produk
Rata-Rata, disebut juga Average Product (AP), adalah jumlah rata rata produk
yang diperoleh selama proses produksi. Jumlah rata rata tersebut didapatkan
dengan cara membagi total produksi (TP) dengan jumlah tenaga kerja (L)
Produksi
yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja.
DP
= Produksi rata-rata
TP
= Produksi Total
L
= Tenaga kerja
1.
Tahapan
Produksi
- Tahap I : Penambahan tenaga kerja akan
meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang
diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang
harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope
kurva TP meningkat tajam)
-
Tahap II : karena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi
rata-rata mengalami penurunan, namun demikioan nilai keduanya masih positif .
Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai
nilai maksimun (slope kurva TP daftar sejajar dengan sumbu horizontal).
-
Tahap III : perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi karena penambahan
tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami
kerugian (slope kurva TP negatif)
Dengan
demikian perusahaan sebaiknya berproduksi ditahap II. Yang menjadi pertanyaan
adalah dititik mana perusahaan berhenti menambah tenaga kerja ? secara
matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan
biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan
(marginal revenue) yang diterima. Jika tambahan biaya masih lebih kecil dari
tambahan pendapatan, perusahaan akan menambah tenaga kerja. Begitu sebaliknya.
Tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja. Tyambahan
pendapatan adalah produksi marjinal dikalikan harga jual barang. Jika upah ,
dinotasikan sebagai W, sedangkan harga jual barang dinotasikan P, maka alokasi
tenaga kerja ( faktor produksi) dianggap efisien bila :
W : MP (P)
Teori
produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu
komoditas dengan satu factor produksi yang variabel. Dalam hal ini perlu
diingat bahwa fokus pembahasan ditekankan pada hubungan antara satu faktor
produksi yang variabel dengan output. Dalam hubungan tersebut terdapat satu
faktor tetap yang tidak berubah jumlahnya. Karena faktor produksi yang
digunakan tidak berubah jumlahnya, maka perhatian lebih ditekankan pada
hubungan faktor produksi tersebut dengan output yang dihasilkan.
Sebagai
gambaran seorang petani yang mempunyai sawah seluas 1 hektar, tanah tersebut
adalah faktor tetap, maka pengamatan akan lebih ditekankan pada cara
pengelolahan dalam menggunakan jam kerja para petani. Dengan fungsi produksi
seperti ini dapat diketahui hubungan
antara Total Product (TP), Marginal Product (MP = Product Marjinal)dan Average
Product (AP = Produk rata-rata). Selanjutnya akan dijelskan secara ringkas
pengertian dari Total Product , Marginal Product dan Average Product.
a. Total
Product merupakan produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses produksi.
Pada umumnya
b. Total
Product dilambang kan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas).
c. Marginal
Product (MP) menunjukan perubahan produksi yang diakibatkan oleh satu penggunaan
faktorproduksi variabel.
d. Jika
pada contoh sebelumnya faktor froduksi yang berubah adalah tenaga kerja maka
Marginal Product dikenal dengan Marginal Product of Labor dapat diperoleh
dengan menggunakan formula berikut:
MPL
= ∆TP
∆L
e. Average
Product menunjukan besarnya rata-rata produksi yang dihasilkan oleh setiap
penggunaan faktorproduksi variabel. Jika L menunjukan tenaga kerja yang
digunakan, maka Average Product of Labor (APL). APL menunjukan jumlah output
yang dihasilkan per tenaga kerja, berikut formulanya:
Hubungan
matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut
fungsi produksi, yaitu sebagai berikut:
Q = f (K,L)
1) Q
= tingkat output
2) K
= barang modal
3) L
= tenaga kerja
E.
Model
Produksi dengan Dua Faktor Produksi Variabel
Teori
Produksi Dengan Dua Input Variabel:
Jika
factor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah modal
atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Q = f (L, C)
Pada
fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat berubah dengan
merubah faktor tenaga kerja dan atau jumlah modal. Perusahaan mempunyai dua
alternative jika berkeinginan untuk menambah tingkat produksinya. Perusahaan
dapat meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerja, atau menambah modal
atau menambah tenaga kerja dan modal.
Produksi
dengan Menggunakan 2 Variabel yaitu terdapat kombinasi antara dua faktor
produksi untuk menghasilkan output (yang sama). Kombinasi itu bisa antara tanah
dan tenaga kerja, TK dan modal, atau dengan teknologi (perkecualian, dengan
teknologi, yang tidak mudah harus diubah, karena memerlukan waktu yang relative
lama lama). Yang paling mudah dikombinasikan adalah antara faktor produksi TK
dan modal. Dalam berproduksi, seorang produsen tentu saja diperhadapkan pada
bagaimana menggunakan faktor produksinya secara efisien untuk hasil yang
maksimum. Oleh karena itu, produsen akan berusaha mencari kombinasi terbaik
antara dua faktor input tersebut.
Hasil
produksi sama dalam teori ini akan ditunjukan oleh suatu kurva yang diberi nama
isoquant curve (biasanya disebut isoquant sisi. Sedangkan biaya yang digunakan
dalam rangka menghasilkan produk tersebut disebut isoqost (biaya sama).
Isoquant (Kurva Produksi Sama)
Isoquant
adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam input (faktor produksi)
untuk menghasilkan output/produksi yang sama jumlahnya. Bentuk kurva isoquant
bermacam-macam, bisa liniar apabila kombinasi antara input tersebut akan
memberikan perubahan yang proporsional bila salah satunya berubah, dan dapat
juga cembung dari titik orgin (seperti kurva indifference). Yang terpenting
adalah bahwa isoquant tidak berupa garis lurus vertical maupun horizontal,
karena lazimnya tidak mungkin untuk menghasilkan barang dalam jumlah tak hingga
atau nol dengan menggunakan jumlah faktor produksi terbatas. Oleh karena itu
dalam kurva isoquant akan terdapat batas atas, yaitu titik merupakan kombinasi
input dalam jumlah tidak ada atau 0 dan batas bawah yang merupakan kombinasi
tak hingga dari input.
Ciri-ciri
isoquant :
Mempunyai
kemiringan negatif;
Semakin
ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output;
Isoquant
tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya; dan
Isoquant
cembung ke titik origin.
Isoqost (Garis Ongkos
Sama)
Isoqost
adalah suatu kurva yang menggambarkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen
dalam rangka berproduksi dengan menggunakan beberapa faktor input tertentu.
Isoqost membatasi dan membedakan kemampuan produksi dan produsen. Semakin besar
isoqost nya, maka makin besar pula hasil yang dapat diperoleh. Sebaliknya,
semakin kecil isoqost semakin kecil hasilnya.
Kurva
isoqost dapat berslope negatif dan positif. Negatif apabila ada penambahansatu
unit input akan menyebabkan penurunan pemakaian input lain. Sebaliknya bila
input lain dikurangi maka akan menyebabkan input yang ssatunya akan bertambah.
Kemudian kuva isoqost dapat berslope positif, yaitu hanya sebagai pemuasan
kebutuhan yang dipetakan oleh kurva indifference sifatnya tidak efisien, karena
bila produsen menambah input yang satu, maka input yang lainnya juga bertambah,
dan begitu juga sebaliknya.
Bila
seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai
tujuannya harus menentukan dua macam keputusan :
Berapa
output yang harus diproduksikan; dan
Berapa
dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Produksi
merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan produksi diukur dari
jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu,
sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap kegiatan
produksi hendaknya ditujukan
untuk meningkatkan manfaat dari suatu materi. Produksi harus
memperhatikan tata cara dan prosedur agar proses produksi dapat berjalan lancar
dan menguntungkan. Dan ada target-target tertentu yang harus dicapai
Penggunaan faktor-faktor produksi secara
efisien terutama yang
berasal dari sumberdaya bertujuan untuk
menjaga keseimbangan alam. Penentuan
upah harus didasarkan
pada beberapa kriteria
seperti kebutuhan hidup, produktivitas dan kemampuan
perusahaan.
B.
Saran
Demikian
makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami diskusikan dapat menambah rasa
syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kami. Adapun dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan yang masih perlu kami sempurnakan. Untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
kami ucapan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA:
Farid Wijaya, Pengantar ekonomi makro,
BPFE. UGM, Yogyakarta 2000,
Suparmoko, Pengantar ekonomi makro, BPFE
UGM, Yogyakarta 2000,
Sugiarto dkk, Ekonomi Mikri sebuah
kajian komprehensip.,(PT Sun : Jakarta 2005),
Catur Sugiyanto.,Ekonomi Mikro.,(BPFE :
Yogyakarta 2002),
http://artonang.blogspot.com/2018/05/pengertian-ciri-fungsi-dan-faktor.html
http://artonang.blogspot.com/2016/05/ilmu-ekonomi.html
0 Response to "Makalah Teori Produksi, Dimensi Jangka Pendek Dan Jangka Panjang, Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variable"
Posting Komentar